Jumat, 07 Juni 2013


FI’IL MADLI MABNI MA’LUM DAN MABNI MAJHUL

A.      PENDAHULUAN
Dalam Ilmu Bahasa, telah kita ketahui bahwa suatu “kalimat” tersusun dari sejumlah “kata”.  Dan setiap “kata” yang tersusun menjadi sebuah kalimat itu mempunyai jabatan tertentu dalam struktur kalimat, Sehingga “kata” yang telah tersusun menjadi sebuah “kalimat” dapat memberikan pemahaman secara sempurna kepada si pembaca. Struktur kalimat dalam tatabahasa Arab biasanya terdiri dari fi’il, fa’il, dan maf’ul. Kadang sebuah kalimat menyebutkan fa’ilnya (mabni ma’lum) dan kadang kita juga menemukan kalimat yang fa’ilnya tidak disebutkan. (mabni majhul). Oleh karena itu, masalah tersebut akan kami bahas dalam makalah ini.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.         Apa pengertian fi’il mabni ma’lum dan mabni majhul?
2.         Bagaimana ketentuan-ketentuan fi’il mabni ma’lum dan mabni majhul?

C.      PEMBAHASAN
1.         Mabni Ma’lum
Fi’il terbagi menjadi dua, yaitu fi’il mabni ma’lum  dan mabni majhul. Mabni ma’lum adalah fi’il yang fa’ilnya disebutkan dalam kalam[1].
Contoh: قَطَعَ مُحَمَّدٌ الْغُصْنَ (Muhammad telah memotong dahan kayu).
Fi’il madli mabni ma’lum tsulasi mujarrad yang huruf sebelum akhirnya berupa alif bertemu dhomir rafa’ mutaharrik, jika mengikuti wazanيَفْعُلُ  فَعَلَ, maka huruf awalnya dibaca dhommah. Contoh: قَادَ menjadi قُدْتُ.  Sedangkan apabila mengikuti  wazanيَفْعِلُ  فَعَلَ atau يَفْعَلُ  فَعِلَ, maka huruf awalnya dibaca kasrah. Contoh: بَاعَ menjadi بِعْتُ, dan نَالَ menjadi نِلْتُ.
2.         Mabni Majhul
Mabni majhul adalah fi’il yang fa’ilnya tidak disebutkan dalam kalam.[2]  
Contoh: قُطِعَ الْغُصْنُ (dahan telah dipotong).
Fi’il mabni ma’lum dapat dirubah menjadi mabni majhul, dengan ketentuan sebagai berikut:
a)        Jika yang dirubah adalah fi’il madly, maka huruf awal harus dibaca dhommah dan huruf sebelum akhir dibaca kasroh. Contoh: ضُرِبَ عَمْرٌو
b)        Jika fi’il madli diawali dengan ta’ zaidah, maka ta’ zaidah dan huruf yang ke dua dibaca dhommah. Contoh: تَعَلَّمَ menjadi تُعُلِّمَ
c)        Jika fi’il madli diawali dengan hamzah washol, maka hamzah washol dan huruf yang ke tiga dibaca dhommah. Contoh: اِسْتَخْرَجَ menjadi اُسْتُخْرِجَ
d)       Jika huruf sebelum akhir pada fi’il madli berupa alif , maka diubah menjadi ya’, dan huruf sebelum ya’ dibaca kasrah. Contoh: قَالَ menjadi قِيْلَ. Namun, apabila berupa fi’il sudasi, maka huruf alif  tersebut diubah dengan ya’, sedangkan hamzah dan huruf yang ke tiga dibaca dhommah. Contoh: اِسْتَمَاحَ menjadi اُسْتُمِيْحَ.
المجهول
المعلوم
البناء
ضُرِبَ
ضَرَبَ
سالم
أُمِلَ
أَمَلَ
مهموز ف
سُئِلَ
سَأَلَ
مهموز ع
قُرِئَ
قَرَأَ
مهموز ل
مُدَّ
مَدَّ
مضاعف
وُعِدَ
وَعَدَ
مثال  واوى
يُسِرَ
يَسَرَ
مثال  يائي
قِيْلَ
قَالَ
أجواف واوى
خِيْفَ
خَافَ
أجواف (فَعِلَ)
بِيْعَ
بَاعَ
أجواف  واوي
غُزِيَ
غَزَا
ناقص واوي
رُمِيَ
رَمَى
ناقص يائي
وُقِيَ
وَقَى
لفيف مفروق
طُوِيَ
طَوَى
لفيف مقرون
حُيِيَ
حَيِيَ
لفيف مقرون
إِيْبَ
ابَ
مهموز أجواف
أُتِيَ
أَتَى
مهموز ناقص
رُئِيَ
رَأَى
مهموز ناقص
جِيْءَ
جَاءَ
مهموز أجواف
وُئِيَ
وَأَى
مهموز لفيف  مفروق
أُوِيَ
أَوَى
مهموز لفيف  مقرون











مزيد
مجرّد

مجهول
معلوم
مجهول
معلوم
ثلاثي
أُفْعِلَ
فُعِّلَ
فُوْعِلَ
اُفْتُعِلَ
اُنْفُعِلَ
أَفْعَلَ
فَعَّلَ
فَاعَلَ
اِفْتَعَلَ
اِنْفَعَلَ
اِفْعَلَّ
تَفَعَّلَ
تَفَاعَلَ
اِسْتَفَعَلَ
فُعِلَ
فُعِلَ
فُعِلَ
فُعِلَ
فُعِلَ
فُعِلَ
فَعَلَ
فَعَلَ
فَعَلَ
فَعِلَ
فَعِلَ
فَعُلَ
تُفُعِّلَ
تُفُوْعِلَ
اُسْتُفْعِلَ
اُفْعُوْعِلَ
اِفْعَوْعَلَ
تُفُعْلِلَ
اُفْعُلِلَّ
اُفْعُنْلِلَ
تَفَعْلَلَ
اِفْعَلَلَّ
اِفْعَنْلَلَ
فُعْلِلَ
فَعْلَلَ
رباعي








D.      SIMPULAN
Fi’il madli -ditinjau dari ada-tidaknya fa’il- dibagi menjadi dua. yaitu:
1.    Mabni  ma’lum, adalah fi’il yang fa’ilnya disebutkan.
2.    Mabni majhul, adalah fi’il yang fa’ilnya tidak disebutkan. Jika fi’il madli, maka huruf awal dibaca dhommah dan huruf sebelum akhir dibaca kasrah.

DAFTAR  PUSTAKA




[1] Jami’ud Durus 49
[2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar